Gowes di Norikura Dake

May 05, 2017

Sepedaan di Norikura Dake ini udah jadi kegiatan wajibnya Pras begitu kita udah booking tiket ke Jepang. Kenapa ke Norikura Dake? Karena ini salah satu rute dari Rapha Travel dan dari yang Pras baca di web Rapha ini, Norikura Dake adalah aspal tertinggi di Jepang.

Ngomong-ngomong, Rapha itu apa sih? Rapha adalah Sportswear dan lifestyle brand yang fokusnya di road bike menjual berbagai perlengkapan sepeda seperti jersey, bib, dan aksesoris lainnya. Brand Rapha ini juga pernah menjadi sponsor untuk Team Sky, yaitu team balap sepeda yang menang di Tour de France, tetapi sponsorshipnya sudah berakhir di tahun 2016. Selain itu 

Trus gimana sih Pras gowes sendiri ke Norikura Dake tanpe harus ikutan Rapha Travel?

Jadi, karena saya gak ikutan Pras ke Norikura Dake, cerita ini hasil saya interview Pras hehe..



--- Sepedaan di Norikura Dake ---


Kenapa sepedaan di Norikura Dake?
Karena ini salah saru rute yang ada di Rapha Travel, dan untuk destinasi Jepang, Norikura ini adalah rute epic nya.

Trus, dari mana sih dapet info tentang Norikura Dake?
Dari Rapha Travel

Ini kan pertama kali kamu ke Jepang dan ke Norikura Dake, apa aja persiapan untuk sepedaan disana? 
Pertama bikin Map connect di Garmin.com dan di upload ke garmin device di sepeda. Kedua, cek google map untuk liat kondisi jalan seperti apa, cek waktu yang tepat untuk sepedaan, sebab mulai akhir oktober sampai Januari aksesnya udah tertutup salju. Gak lupa juga cek cuaca untuk baju yang cocok, waktu itu udah musim gugur jadi harus pake long sleeves jersey.

Bagaimana perjalanan kesana?
Perjalananya sepi, aspalnya sangat sempit tapi kualitasnya bagus banget untuk bersepeda. Yah, di Jepang emang jalannya udah bagus. Salah satu kenikmatan adalah kita gowes sepeda tidak mendengar apa2, hanya suara rantai sepeda yang berputar dan nyanyian alam di sekitar.  Lengkap sama pemandangannya yang indah banget. Tapi tingkat kesulitannya bisa di bilang tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan indoensia seperti gunung2 di Jawa seperti Dieng, Browo, bahkan tingkat kesulitannya sangat rendah jika dibandingkan dengan dataran tinggi Napu di Poso, Sulawesi Tengah. Tetapi, pemandangan dan experiencenya sangat worth it. Apalagi saat itu lagi musim gugur jadi pemandangannya beda autumn banget, warnanya merah orange kuning, gak ada di indonesia.

Apa tantangan yang kamu temukan selama sepedaan disana?
Cara orang Jepang membangun jalan di pegunungan cukup berbeda dengan di Indonesia. Dimana jika ada kemiringan yang sangat curam, di Indonesia cenderung membuat kelok2 jalan yang panjang, sedangkan di Jepang mereka menembus gunung tersebut dengan terowongan yang sangaattttt panjaaaaannng.  Terowongan ini sangat banyak di kaki gunung. inilah pengalaman pertama saya masuk terowongan sangat panjang dan gelap tanpa lampu penerangan di jalan.  Saya pun gak membawa lampu di sepeda karena saya berencana sepedaan pagi selesai siang. Ini diluar ekspetasi saya sehingga pada saat itu saya merasa sulit melihat dan sedikit cemas. satu2nya pertolongan saya untuk bisa jalan kedepan adalah berharap ada mobil kendaraan yang lewat di belakang untuk memberi penerangan jalan.

Yang bikin happy?
Sampai di Puncak

Apa hal yang paling berkesan ?
melihat batu es dan memegangnya pertama kali dalam hidup sayabegitu sampai di puncak. walaupun belum waktunya salju, tapi sudah ada es diatas. yang kedua, saat turun dari puncak Norikura banyak sekali jalan yang tertutup daun daun musim gugur. Sensai yang tidak bisa sayan lupkan melewati dan menembus tumpukan daun daun tersebut dengan kecepatan tinggi.

Terakhir, Masih mau sepedaan kesana ga?
Norikura Dake cukup berkesan, tapi masi banyak rute lain yang bisa dicoba :)


Disclaimair:  cerita ini semua berdasarkan pengalaman bersepeda selama ini.

You Might Also Like

0 comments

Facebook

PV